Detail Berita

SOSIALISASI DAN PENDAMPINGAN PROGRAM ROOTS DI SMAN 2 SKANTO - PAPUA

Selasa, 14 September 2021 11:24 WIB
512 |   -

Skanto, oleh Fajarwati. Pemerintah Indonesia telah menetapkan perlindungan anak sebagai prioritas nasional, khususnya di konteks sekolah diatur dalam UU Perlindungan Anak no.35 tahun 2014. Serta Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.82 tahun 2015 tentang pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan. Aturan dan kebijakan itu diterjemahkan sebagai upaya pencegahan dan penanganan kekerasan pada anak, dengan tujuan menciptakan iklim yang aman dan nyaman untuk anak belajar. Dalam implementasinya, kebijakan tersebut berfokus pada tenaga pengajar (guru), siswa hingga orang tua.

Kemendikbudristek bekerjasama dengan UNICEF melaksanakan program ‘Roots Indonesia’ tahun 2021 tahap II yang dimulai sejak bulan Agustus hingga Desember. Pelaksanaan program Roots Indonesia terdiri dari empat tahapan utama antara lain pelatihan fasilitator nasional, pendaftaran sekolah dan fasilitator guru, survei situasi perundungan dan pemilihan agen perubahan, serta aktivitas bersama agen perubahan.

SMAN 2 Skanto-Papua sebagai satu-satunya sekolah menengah di kabupaten Keerom yang terpilih dalam program sekolah penggerak  saat ini sedang mengikuti program Roots anti perundungan tahap II secara luring dengan kegiatan awal pembukaan dan simulasi program yang dilaksanakan pada Jumat; 10 September 2021 dengan dibuka langsung oleh kepala SMAN 2 Skanto, Ketua panitia program dan 2 fasilitator guru. Dalam konsep awal program tersebut, agen perubahan yang merupakan siswa terpilih dari survei u-report sebanyak 30 agen, mengikuti segala aktivitas dengan kegiatan perkenalan, pengenalan program Roots,  mengakses LMS E-Course dan mengisi pretest menggunakan akun masing-masing. Selanjutnya agen perubahan menyimak penjelasan awal mengenai program ini yang terdiri dari 10 modul wajib dan 5 modul tambahan, yang rencananya akan selesai di bulan desember nanti dengan kurang lebih 10 kali pertemuan setiap minggunya.

Sebagai fasilitator guru, Fajarwati menyampaikan kepada agen perubahan untuk tetap semangat, antusias dan nantinya dapat menularkan ilmu dan perilaku positif ke teman sebaya. Selain itu, dalam kegiatan ini siswa di ajak untuk mengidentifikasi permasalahan yang sering muncul di kalangan pelajar, mendiskusikan permasalan tersebut  hingga mendapatkan penanganan secara tepat dan segera. Selanjutnya siswa dapat memimpin pelaksanaan Roots Day di akhir program dengan menampilkan hasil karya mereka. Selain itu, dalam kegiatan roots ini agen perubahan harus tetap mematuhi protokol kesehatan mengingat wabah covid-19 di Papua belum hilang.

 


Komentar

×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa
Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar di sini