Assalamualaikum wr.wb, Syalom, Salam Sejahtera bagi kita semua.
Kemajuan suatu negara tidak dapat terlepas dari pengaruh pendidikan. Pendidikan menjadi titik penentu keberhasilan sumber daya manusia dalam menghadapi tantangan di era Revolusi Industri 4.0. Pendidik memiliki tanggung jawab penting dalam mempersiapkan generasi millenial dengan skill masa depan, dimana Revolusi Industri 4.0 muncul dengan menekankan pembaharuan serba teknologi diantaranya lewat pola digital economy (digitalisasi ekonomi), artificial intelligence (kecerdasan buatan), big data (data dalam skala besar), dan robotic (pemakaian robot sebagai tenaga kerja).
Revolusi Industri 4.0 menitik beratkan pola digitalisasi dan otomisasi diberbagai aspek kehidupan manusia. Peserta didik kita atau generasi millenial saat ini ditantang untuk siap menghadapi era tersebut. Memang saat ini siapa saja tidak bisa terlepas dari gadget, begitu pula dengan peserta didik atau generasi millenial. Banyak tanggapan mengenai dampak positif maupun negatif terhadap anak menggunakan gadget. Dampak positif diantaranya anak-anak mampu menguasai IT dan tidak ketinggalan zaman. Sementara dampak negatifnya, mereka justru kecanduan untuk terus menggunakan gadget dan mempengaruhi kesehatan mata. Kedua asumsi tersebut memang masuk akal karena berdasarkan fakta yang sudah terjadi. Namun seiring perkembangan zaman, dunia digitalisasi semakin canggih. Istilah anak jaman now atau sekarang disebut generasi millenial memiliki pola pikir yang berbeda dengan anak jaman tempo dulu. Tidak heran jika ditanya tentang cita-cita, beberapa diantara mereka memiliki jawaban unik yaitu ingin menjadi seorang gamer atau youtuber. Hal tersebut tidak asing bagi generasi millenial karena sudah sangat akrab dengan dunia digital bahkan mereka sudah mengenal lebih jauh tentang cara mengoperasikan perangkat teknologi dibandingkan dengan para pendidik yang masih gagap teknologi.
Dampak dari Revolusi Industri 4.0 diprediksi akan menghilangkan beberapa jenis pekerjaan karena digantikan sistem komputerisasi atau digital. Menurut studi yang dilakukan oleh para peneliti bahwa lebih dari 800 juta jenis pekerjaan di dunia akan tergantikan dengan adanya automasi. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi generasi millenial dan lembaga pendidikan ke depannya. Para pendidik harus menyiapkan kompetensi yang dibutuhkan dalam menghadapi era Revousi Industri 4.0 diantaranya adalah kemampuan memecahkan masalah (problem solving), beradaptasi (adaptability), kolaborasi (collaboration), kepemimpinan (leadership), dan kreatifitas serta inovasi (creativity and innovation). Pendidikan kemanusiaan mendasar seperti melatih soal rasa, berpikir kreatifitas, sikap kritis, kolaborasi, mengetahui benar salah dan tidak kalah penting adalah karakter. Dalam hal ini, pendidik dituntut untuk terus menjadi guru pembelajar (long life learner). Dengan menjadi "guru pembelajar" kita bisa membawa peserta didik atau generasi millenial dalam persaingan Industri 4.0 yang sangat ketat, kreatif dan inovatif.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal harus menerapkan program-program yang dapat menunjang keterampilan era Revolusi Industri 4.0. Seperti halnya memberikan kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk belajar, berlatih, berkreasi, berinovasi, berimajinasi, untuk membuat karya, metode, ataupun produk-produk unggulan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dan kearifan lokal setempat. Program-program sekolah diharapkan melahirkan generasi millenial yang cerdas dan berkarakter sehingga dapat bersaing di era Revolusi Industri 4.0.
SMA Negeri 2 Skanto yang terletak di pinggiran wilayah kabupaten perbatasan negara, tepatnya sebelah ujung barat ibukota alternatif kabupaten Keerom yang langsung juga berbatasan dengan Kabupaten Jayapura, dengan tingkat keterbatasan sosial, ekonomi, letak geografis, jaringan internet dan masalah listrik, memiliki keunikan tersendiri dalam menjawab tantangan era digitalisasi ini. Segala upaya dan strategi pembelajaran terus dilakukan agar para siswa ini juga mampu bersaing dengan siswa lain yang berada di belahan dunia lain, mulai dari upaya peningkatan kompetensi pendidik, tenaga kependidikan, dan kemampuan siswa itu sendiri. semoga Tuhan yang maha kuasa meridhoi kita semua, amiin.