Detail Berita

ROOTS DAY, BERSAMA KITA HENTIKAN PERUNDUNGAN

Kamis, 16 Desember 2021 19:58 WIB
1154 |   -

 

Skanto, Oleh Fajarwati. Kemendikbudristek berkomitmen dalam menghapus perundungan di lingkungan pendidikan. Di tahun 2021 ini, kemendikbudristek bekerjasama dengan UNICEF Indonesia dan mitra melaksanakan program pencegahan perundungan dan kekerasan berbasis sekolah "Roots Indonesia" ke lebih dari 1.800 SMP dan SMA Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan. Program ini melibatkan semua siswa sebagai agen perubahan dan guru sebagai fasilitator.

Hari ini (16/12/2021), SMAN 2 Skanto melaksanakan Roots Day dan Perayaan Literasi Numerasi (LITNUM) sebagai puncak seluruh rangkaian kegiatan yang sebelumnya telah dilalui bersama selama kurang lebih 4 bulan. Berikut penjelasan Ketua Panitia Roots Anti Perundungan, Ningsih Nella Urbasa, S.Si  "Agen perubahan adalah 30 siswa yang dipilih dari tiap sekolah untuk menyebarkan dan menanamkan nilai-nilai kebaikan dan anti kekerasan di sekolah. Dengan Program ini, sekolah memilih fasilitatior guru (Fasgu) yang tujuannya untuk memfasilitasi agen dalam diskusi yang dilakukan agen perubahan dalam pertemuan Roots setiap minggunya, fasilitator guru pun berperan memfasilitasi siswa untuk melaporkan dan menindaklanjuti laporan perundungan atau kekerasan yang terjadi di sekolah". Ungkapnya.

Imbuhnya, "Sebelumnya, agen perubahan menerima materi sebanyak 13 kali pertemuan dengan jumlah materi 15 modul yang terdiri dari 10 modul wajib dan 5 modul pilihan, selain itu siswa wajib mengerjakan semua tugas di e-Cours dan menyelesaikan post test diakhir program sebelum mendapatkan sertifikat dari PUSPEKA", Lanjutnya.

Selain perayaan Roots Day, SMAN 2 Skanto pun menyelenggarakan penandatanganan Deklarasi Anti Perundungan sebagai upaya komitmen bersama seluruh warga sekolah dan undangan dalam mencegah tindak perundungan baik di lingkungan rumah, sekolah maupun lingkungan masyarakat.

Dalam sambutan berikutnya yang di sampaikan oleh Kasubag Perbantuan Kabupaten Keerom bapak Thadeus Midin,  "Program ini memang wajib dilaksanakan di sekolah-sekolah yang ada di seluruh Indonesia, karena dengan kegiatan ini, ada hal postif yang dapat diambil oleh siswa dalam mengubah pola hidup, perilaku dan sikap siswa baik pada guru, orang tua, dan masyarakat sekitar. Dampak yang dirasakan sangatlah terasa. Apalagi kita di tuntut untuk segera berbenah dalam menghadapi kemajuan teknologi di 45 tahun mendatang. Apakah kita dalam katerogi tertinggal, ataukah dalam katerori milenial", terangnya.

Selain melaksanakan Roots Day, SMAN 2 Skanto pun mengadakan Perayaan Litnum sebagai puncak kegiatan Literasi Numerasi yang sudah dilaksanakan di semester ini.  Inti dari kegiatan ini, mengajak siswa untuk berkreasi, berpikir kritis dan mampu bersaing dengan dunia luar dalam program Literasi. Untuk menghindari adanya Lost Learning atau ketertinggalan siswa dalam belajar akibat masa pandemi Covid, dan siswa merasa ketinggalan dalam menerima materi ataupun dalam menyerap informasi, maka gerakan Litnum pun dilaksanakan di semester ini. Dan di akhir kegiatan Litnum, diadakanlah lomba-lomba pada Bulan Bahasa yang telah dilaksanakan pada bulan Oktober lalu dengan mengusung tema " Aku Indonesia, Aku Pancasila". Kategori yang di lombakan seperti Cipta Puisi dan cerpen, Desain Poster dan Film Pendek, juga pemilihan Duta Literasi. Banyak hal positif yang didapat dalam kegiatan tersebut, selain menambah pengetahuan, sekolah memberi penghargaan bagi siswa yang kreatif dan disiplin. Itulah makna yang sesungguhnya, bahwa siswa harus banyak belajar dari semua hal, tentunya untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan. 

 

 

 


Komentar

×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa
Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar di sini