Skanto, Oleh Fajarwati. Tepat pukul 10.31 Sosialisasi dan Coaching Clinic On The Spot CGP dan CPP Angkatan 9 dan 10 siap digelar oleh BGP Papua yang dihadiri oleh Kepala Bagian Umum Bapak Irsan Faisal, Widya Prada dan Narasumber hebat dari Guru Penggerak angkatan 1. Kegiatan cooching ini dibuka langsung oleh Kabagum Bapak Faisal yang sekaligus membuka kegiatan tersebut dengan di ikuti oleh peserta dari sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Keerom khususnya distrik Skanto, baik tingkat SD, SMP maupun SMA. Kegiatan yang berlangsung sehari tersebut berisi rangkaian penyampaian materi dari Widya Prada dan Guru Penggerak Angkatan 1 yang telah berpengalaman dalam mengikuti program guru penggerak dan pengajar praktik yang tugasnya nanti akan mendampingi dan melakukan coaching pada calon guru penggerak. Kegiatan sehari tersebut, mendapat respon positif dari berberapa guru yang tertarik untuk ikut program ini dengan linimasa hingga tanggal 10 Januari 2023.
Dalam sambutan pembuka, kepala SMA Negeri 2 Skanto Mesk Mantek, S.Pd.,M.Si menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya atas kunjungan sekaligus motivasi dari BGP Papua secara langsung datang ke SMA Negeri 2 Skanto. Selanjutnya, sambutan dari Kepala Bagian bapak Irsan Faisal menyampaikan, Berdasarkan hasil evaluasi pendaftar dari Kabupaten Keerom minat guru dalam mengikuti program ini tergolong rendah sehingga BGP Papua tergerak untuk terjun langsung ke sekolah-sekolah yang ada di kabupaten Keerom untuk melakukan sosialisasi dan coaching klinik dan meminta dengan segera mendaftarkan diri melalui laman SIMPKB sebelum program ini di tutup. Dalam UU Otsus, pemerintah pusat diwajibkan menyiapkan SDM yang unggul terkait dengan kepala sekolah dan guru. Permendikbud no.26 menyatakan bahwa, salah satu syarat menjadi kepala sekolah adalah lulus guru penggerak dan memiliki sertifikat guru penggerak. Namun, tidak semua guru yang lolos seleksi guru penggerak pasti akan menjadi kepala sekolah begitu imbuh beliau. Tetapi, sebenarnya tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menggali dan meningkatkan kompetensi guru agar lebih kompetitif, berani bersaing dengan rekan sejawat, berkolaborasi dan berbagi pengetahuan yang didapat, berdedikasi dan dapat berinovasi dalam mengembangkan implementasi kurikulum merdeka.
Usai acara pembukaan oleh Kabagum, selanjutnya adalah penyampaian materi dari Widya Prada terkait apa sih yang di maksud dengan program calon guru penggerak (CGP) dan Calon Pengajar Praktik (CPP) yang disampaikan oleh bapak Arifin.
Dalam penjelasannya, Guru penggerak adalah guru yang mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistik, aktif dan proaktif untuk mengimplementasikan pembelajaran berpusat pada peserta didik serta menjadi agen transformasi ekosistem untuk mewujudkan profil pelajaran Pancasila. Sedangkan Pengajar praktik adalah orang yang mendampingi (mentor/coaching) peserta menjalankan perannya sebagai CGP khususnya pada saat pelatihan selama 6 bulan. PP akan melakukan pendampingan secara tatap muka pada tahap lokakarya dan pendampingan individu. Peran sebagai guru penggerak salah satunya yakni mengerakkan komunitas belajar disekitar wilayah dan menjadi pengajar praktik bagi guru lain, mendorong peningkatan kepemimpinan murid, membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antar guru serta menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan di sekolah. Sedangkan peran Pengajar Praktik (PP) antara lain memfasilitasi lokakarya setiap bulan, berbagi praktik baik dengan CGP, mengevaluasi dan memberi umpan balik CGP, memfasilitasi proses refleksi dan rencana tindak lanjut untuk masa yang akan datang dan membuat laporan capaian perkembangan calon guru penggerak (CGP).
Berikutnya, Widya Prada memberikan penjelasan rinci terkait keuntungan menjadi guru penggerak yakni tentu untuk mengembangkan kompetensi dalam lokakarya bersama, meningkatkan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid, Pengalaman belajar mandiri dan kelompok terbimbing terstruktur dan menyenangkan, Pengalam Belajar bersama dengan rekan guru lain yang sama-sama lolos seleksi, Pengalam mendapat bimbingan dan mentoring dari PP, Mendapat komunitas belajar baru, Mendapatkan sertifikat pendidikan 310 JP dan sertifikat guru penggerak, Selama pendidikan dan pendampingan mendapatkan bantuan paket data untuk pelatihan daring, dan biaya transportasi, konsumsi dan akomodasi jika diperlukan untuk pelaksanaan lokakarya tetapi sesuai kebutuhan. Sedangkan yang didapat selama menjadi PP yakni berkolaborasi dengan CGP dan bisa menjadi Instruktur Nasional atau Fasilitator.
Adapun syarat dan Kriteria seleksi calon guru penggerak antara lain; Guru ASN dan non ASN yang Masa kerja minimal 5 tahun, memiliki akun belajar id, pendidikan minimal S1, dll
Semoga dengan mengikuti Sosialisasi dan Choacing Clinik CGP dan CPP Angkatan 9 dan 10 bagi guru di distrik Skanto Kabupaten Keerom mendapat respon positif dan semua guru tergerak untuk mengikuti program tersebut sebagai upaya mengembangkan kompetensi diri. Baik diangkatan 9, 10 atau angkatan berikutnya.
Teruslah Tergerak, Bergerak dan Menggerakkkan untuk mewujudkan merdeka belajar demi kemajuan anak didik kita khusunya di tanah Papua.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini