Kata motivasi berasal dari kata “motif”, yang berarti alasan melakukan sesuatu, sebuah kekuatan yang menyebabkan seseorang bergerak melakukan suatu kegiatan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Depdikbud, 1996:593) motivasi didefinisikan sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sondang P. Siagian (2004:138), memberikan definisi motivasi sebagai daya dorong yang mengakibatkan seseorang mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan, tenaga dan waktunya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dengan demikian motivasi merupakan usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu bergerak untuk melakukan sesuatu keinginan mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Untuk itu, motivasi adalah suatu proses internal yang mengaktifkan, membimbing, dan mempertahankan perilaku dalam rentang waktu tertentu. Dengan kata lain, motivasi adalah apa yang membuat kita berbuat, membuat kita tetap berbuat dan menentukan ke arena mana yang hendak kita perbuat.
Motivasi dapat dikatakan sebagai pengaruh kebutuhan dan keinginan pada intensitas dan arah seseorang yang menggerakkan orang tersebut untuk mencapai tujuan dari tingkat tertentu. Menurut Mc. Donald yang dikutip oleh Oemar Hamalik (2002:1973), motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif, dan reaksi untuk mencapai tujuan, juga sebagai dorongan dari dalam diri seseorang dan dorongan ini merupakan motor penggerak. Oleh karena itu, motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis yang terjadi pada diri seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal (lingkungan), dan faktor internal yang melekat pada setiap orang (pembawaan), tingkat pendidikan, pengalaman masa lalu, keinginan atau harapan masa depan.
Sedangkan pengertian motivasi belajar menurut Sardiman (2018:75) adalah “Keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai”.
Motivasi belajar artinya dorongan dari diri siswa untuk mencapai tujuan belajar, misalnya pemahaman materi atau pengembangan belajar. Dengan adanya motivasi, siswa akan senantiasa semangat untuk terus belajar tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Dalam konteks pendidikan, motivasi dapat didefinisikan sebagai dorongan yang menggerakkan tindakan belajar atau tindakan-tindakan pendidikan yang lain. Itu dapat dilakukan dengan mengorganisasi kegiatan belajar dan lingkungan belajar untuk mengembangkan potensi anak menjadi aktual.
Ciri-ciri motivasi belajar menurut Sardiman A.M (2011:83) yaitu:
1). Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja secara terus-menerus dalam waktu yang lama dan tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2). Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekat putus asa).
3). Menunjukkan minat terhadap pembelajaran
4). Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan, politik, ekonomi dan lain-lain) dan
5). Lebih senang bekerja secara mandiri.
6). memberikan keputusan apa yang akan dilakukan dan yang tidak akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Siswa dapat dikatakan memiliki motivasi belajar tinggi apabila mempunyai ciri berikut; (1) tekun menghadapi tugas, (2) ulet menghadapi kesulitan, (3) tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi, (4) semangat belajar tinggi (senang, rajin belajar, dan penuh semangat), (5) menyukai ilmu pengetahuan baru, dll.
Dengan demikian, Cara terbaik membangun motivasi belajar yang bisa dilakukan untuk mencapai motivasi belajar yang baik bagi anak (Sukiyasa & Sukoco, 2013, Ferismayanti, 2020; Wardani et al., 2020). Pertama, menambah kemampuan guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru adalah faktor penentu keberhasilan pembelajaran. Guru adalah faktor dominan dalam penentuan kualitas pembelajaran. Pembelajaran yang memiliki kualitas yang baik, akan menghasilkan hasil belajar yang baik juga. Kedua, memilih metode pembelajaran yang tepat. Guru dituntut untuk dapat memilih metode belajar yang tepat dalam mengajar. Jika guru dapat memilih metode pembelajaran dengan tepat, maka tujuan belajar akan tercapai dengan lebih mudah. Pemilihan metode belajar yang tepat juga akan meningkatkan motivasi belajar siswa dan minat belajar siswa sehingga akan tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Ketiga, memaksimalkan fasilitas pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, pemanfaatan falitas belajar yang baik juga menentukan motivasi belajar dalam proses pembelajaran. Fasilitas yang menunjang pembelajaran seperti internet, komputer atau gawai, dll. Pemanfaatan fasilitas yang baik akan memaksimalkan materi yang akan disampaikan dengan memaksimalkan fungsi fasilitas yang ada. Pihak sekolah diharapkan memberikan dukungan yang optimal untuk mendukung pembelajaran agar apa yang dilaksanakan oleh para guru dapat tercapai dengan baik dan maksimal.
Demikianlah Artikel singkat dari saya, semoga bermanfaat bagi pembaca. Salam Sehat, Salam Literasi.
Penulis, Fajarwati, S.Pd
(Dari berbagai sumber)
Jadilah yang pertama berkomentar di sini